-->

Kriteria Seorang Pemimpin yang Layak Dipilih

Menjelang Pemilu, masyarakat kita mendengar tokoh-tokoh menyampaikan program-program mereka dalam rangka mencari dukungan. Masyarakat dipersilakan menilai siapa di antara meeka yang paling wajar dipilih. Al-Quran memberi petunjuk - secara tersurat atau tersirat - dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk upaya menjawab "siapakah yang layak kita pilih?"

Dari celah-celah ayat Al-Quran ditemukan paling sedikit dua sifat pokok yang harus disandang oleh seorang yang memikul suatu jabatan yang berkaitan dengan hak-hak masyarakat. Kedua hal ini hendaknya diperhatikan dalam menentukan pilihan.
"Sesungguhnya orang yang paling baik engkau tugaskan adalah orang yang kuat lagi terpercaya," demikian ucapan puteri Nabi Syu'aib yang dibenarkan dan diabadikan dalam Al-Quran surah Al-Qashash ayat 26.
Konsideran pengangkatan Yusuf sebagai Kepala Badan Logistik Kerajaan Mesir yang disampaikan oleh rajanya dan diabadikan pula oleh Al-Quran adalah: Sesungguhnya engkau menurut penilaian kami adalah seorang yang kuat lagi terpercaya (QS 12: 54).

Ketika Abu Bakar ra. menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai Ketua Panitia Pengumpulan Mushaf alasannya pun tidak jauh berbeda: "Engkau seorang pemuda (kuat lagi bersemangat) dan telah dipercaya oleh Rasul menulis wahyu." Bahkan Allah SWT memilih Jibril sebagai pembawa wahyu-Nya, antara lain, karena malaikat itu memiliki sifat kuat lagi terpercaya (baca QS 82: 19-21).

Salah satu arti amanat menurut Rasulullah adalah kemampuan atau keahlian dalam jabatan yang akan dipangku: "Amanat terabaikan dan kehancuran akan tiba, bila jabatan diserahkan kepada yang tidak mampu," demikian kurang lebih sabda Nabi saw. Sahabat Abu Dzar pernah dinasihati oleh Nabi saw.: "Wahai Abu Dzar, aku melihat engkau lemah. Aku suka untukmu apa yang aku suka untuk diriku. Karena itu, jangan memimpin (walau) dua orang dan jangan pula menjadi wali bagi harta anak yatim."

"Apabila amanat diabaikan, maka nantikanlah kehancuran. Mengabaikannya adalah menyerahkan tanggung jawab kepada seseorang yang tidak wajar memikulnya," demikian salah satu jabaran arti amanat.

Tidak mudah terhimpun dalam diri seseorang kedua sifat tersebut secara sempurna, tetapi kalaupun harus memilih, maka pilihlah yang paling sedikit kekurangannya, dan lakukanlah pilihan sesudah upaya bersungguh-sungguh untuk mendapatkan yang terbaik. Ketika Imam Ahmad Ibn Hanbal ditanya tentang dua orang yang dicalonkan untuk memimpin satu pasukan - yang pertama kuat tetapi bergelimang dalam dosa dan yang kedua baik keberagamaannya namun lemah - beliau menjawab: "Orang pertama, dosanya dipikulnya sendiri sedangkan kekuatannya mendukung kepentingan umat; dan orang kedua keberagamaannya untuk dirinya sendiri sedangkan kelemahannya menjadi petaka bagi yang dipimpin."

Anda boleh menetapkan pertimbangan Anda, tapi ingatlah selalu sabda Rasul: "Siapa yang mengangkat seseorang untuk satu jabatan yang berkaitan dengan urusan masyarakat sedangkan dia mengetahui ada yang lebih tepat, maka sesungguhnya ia telah mengkhianati Allah, Rasul, dan kaum Muslim." []

Muhammad Quraish Shihab, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, halaman 387-389
comments

0 Response to "Kriteria Seorang Pemimpin yang Layak Dipilih"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel