-->

Kebahagiaan Bermurah Hati

Tidak mudah memang, berbagi dengan orang lain, apalagi ketika kita merasa kurang.  Harta yang sudah kita dapatkan dengan susah payah, rasanya sayang bila harus dibagi dengan orang lain.  Bukankah itu hasil kerja keras kita, sehingga kita yang paling berhak untuk menikmatinya? Masih banyak keperluan dan keinginan yang hendak kita penuhi. Rasanya tidak rela bila harus mengurangi jatah kita untuk kepentingan orang lain.

Semakin banyak harta yang kita miliki, tidak berarti semakin ringan kita dalam memberi. Banyak orang kaya yang lebih senang menumpuk uangnya atau menghabiskannya dengan berfoya-foya, daripada harus membaginya dengan orang lain yang membutuhkan. Sifat kikir dan boros ini memang dapat menjangkiti siapa saja, yang lupa bahwa semua hartanya adalah pemberian Allah dan ada hak orang lain di dalamnya.

Rasulullah saw. bersabda: 

Jauhilah kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu telah membinasakan (umat-umat) sebelum kamu. (HR. Muslim).

Barangsiapa melakukan pemborosan (royal dan tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari perolehan (rezeki). (HR. Asysyihaab).

Dari Asma’ binti Abu Bakar ra. bahwa dia menemui Nabi saw., lalu beliau bersabda: “Janganlah kamu berkarung-karung (kamu kumpulkan harta dalam karung lalu kamu kikir untuk menginfaqkannya) sebab Allah akan menyempitkan rezeki bagimu dan berinfaqlah dengan ringan sebatas kemampuanmu.’ (HR. Bukhari).

Dari Fathimah binti Al Mundzir dari Asma’ ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda: ‘Bersedekahlah kamu dan jangan menghitung-hitung, karena Allah akan menghitung-hitung pula pemberian-Nya kepadamu. Dan janganlah kikir, karena Allah akan kikir pula kepadamu.’” (HR. Muslim).

Seluruh harta yang kita miliki merupakan karunia Allah yang patut kita syukuri. Harta tersebut bukan semata-mata milik kita, melainkan juga titipan agar digunakan untuk seluas-luas manfaat.  Berbagi dengan orang lain, berbuat kebaikan dengan apa yang kita punya, adalah bentuk rasa syukur atas segala kebaikan dan nikmat yang kita terima. Semakin ringan kita berbagi, semakin lapang hati kita. Allah juga akan meluaskan rezeki dan mendekatkan kita dengan surga-Nya. Sabda Rasulullah saw.:

Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun tangannya jika dia terpeleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih disukai Allah daripada seorang alim tapi kikir. (HR. Ath-Thabrani).

Kemurahan hati adalah dari (harta) dan pemberian Allah. Bermurah hatilah niscaya Allah bermurah hati kepadamu. (HR. Ath-Thabrani).

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr: 9).

Tidak ada yang dirugikan dari sifat kikir kita kecuali diri kita sendiri. Allah tidak menyukai dan menyempitkan rezeki kita, manusia menjauhi kita, kita pun seakan selalu merasa kurang. Rasulullah saw. pun berlindung dari Allah dari sifat yang menghancurkan ini.

Dari Anas bin Malik ra. dia berkata,”Nabi saw. selalu mengucapkan: ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, pengecut, kekikiran dan kepikunan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian.’ (HR. Bukhari).

Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini. (QS. Muhammad: 38).

Alif Magazine
comments

0 Response to "Kebahagiaan Bermurah Hati"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel